Pendampingan Desa Wisata Berbasis Pendampingan Perguruan Tinggi

Desa Wisata Mangrove, Dukuh Pandansari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (27-29 Juni 2019)

Pada hari Kamis tanggal 27 Juni 2019, saya bersama Kak Yogi berangkat menuju Brebes dari Stasiun Gambir, Jakarta menggunakan Kereta Api Tegal Bahari. Kami berdua berangkat pada pukul 09.40 WIB. Saya dan Kak Yogi berangkat lebih dahulu karena kami ditugaskan menjadi tim advance yang bertugas untuk berkoordinasi dengan tim Kelompok Sadar Wisata tentang acara yang akan kami selenggarakan dan mendata kembali berapa jumlah homestay yang akan disurvey untuk dilakukan pendampingan. Kami sampai di Brebes pada pukul 14.05 WIB lalu kami berdua langsung menuju  ke Desa Pandansari dengan menggunakan taksi online karena Mas Bangkit selaku perwakilan dari POKDARWIS DeWi MANGROVESARI sedang sibuk sehingga tidak bisa menjemput kami. Lalu sesuai pembagian homestay yang telah kami lakukan bersama-sama pada saat rapat, saya dan Kak Yogi akan menginap di homestay yang dikelola oleh Pak Hadi.

Pada hari kedua yaitu hari Jumat tanggal 28 Juni 2019, saya dan Kak Yogi berencana untuk mensurvey homestay yang ada di DeWi MANGROVESARI. Kami melakukan survey dengan mendatangi satu per satu homestay yang ada berdasarkan informasi dari Mas Bangkit. Sebetulnya total ada sekitar 12 homestay yang ada di DeWi Mangrovesari ini, tetapi setelah kami survey ternyata hanya ada 9 yang bisa kami survey dan bersedia mengikuti pendampingan pada tanggal 29 Juni 2019. Pada hari itu, Bu Citra, Bu Titis, Bu Zsarin, Ci Shiao Fang, Irena, dan Chef Deddy dari Art Hotel  baru berangkat dari Jakarta. Jika Bu Citra, Bu Titis, Bu Zsarin, Ci Shiao Fang, Irena dijemput oleh perwakilan dari POKDARWIS, sedangkan Chef Deddy naik taksi online menuju ke Desa Pandansari karena kebetulan mereka berbeda kereta api. Pada malam harinya, kami semua berkumpul di homestay Pak Hadi untuk berkumpul bersama perwakilan dari Kementrian Pariwisata dan juga dengan Pak Rusjan selaku Ketua POKDARWIS untuk saling memperkenalkan diri masing-masing.

Pada hari ketiga yaitu Sabtu tanggal 29 Juni 2019 adalah hari utama dari kegiatan kami selama di Desa Pandansari karena kami akan melakukan pendampingan bagi warga di sana yang terdiri dari pendampingan bagi pemilik homestay, pendampingan untuk memasak bahan-bahan yang khas dari Desa Pandansari, dan pendampingan untuk digital marketing. Acara ini dilakukan di Rumah Joglo Mangrove Pandansari. Acara dimulai dengan menyanyikan Indonesia Raya oleh semua peserta. Lalu perkenalan dari pihak Kementrian Pariwisata, dilanjutkan dengan perkenalan dari kami sebagai perwakilan dari UNIKA Atma Jaya, dan selanjutnya baru perkenalan dari Kepala Desa Pandansari dan Ketua Kelompok Sadar Wisata DeWi MANGROVESARI Brebes. Pada saat pelatihan homestay, materi dibawakan oleh Kak Yogi dan saya membantu kak Yogi dalam menyampaikan materi lewat diskusi dengan para pemilik homestay. Diskusi berlangsung cukup hangat dan guyub karena para pemilik homestay sangat antusias dengan diskusi ini karena permasalahan di setiap homestay kurang lebih sama yaitu para pemilik merasa takut homestay mereka malah dijadikan tempat untuk orang-orang tidak bertanggung jawab dan melakukan hal yang tidak diinginkan sehingga membuat pemilik homestay memang sengaja tidak memasang sebuah papan pengenal bahwa rumah mereka adalah homestay. Karena dari semua homestay, yang memberi tanda pengenal bahwa rumah mereka adalah homestay hanya ada 2 homestay. Pada akhir acara, Bu Citra selaku Kepala Prodi Hospitality and Tourism Management UNIKA Atma Jaya memberi tanda mata bagi POKDARWIS DeWi MANGROVESARI yang diwakili Pak Rusjan. Lalu setelah itu semua peserta pendampingan langsung mendapat sertifikat yang dibagikan oleh tim dari Kementrian Pariwisata.

Pada hari terakhir acara sudah selesai dan kami akan pulang kembali ke Jakarta. Bu Zsarin, Kak Shiao Fang, Kak Yogi, Irena, dan saya memutuskan untuk melihat-lihat tambak kepiting soka dan juga berencana untuk melihat wisata tracking mangrove. Ternyata setelah saya lihat, memang sebetulnya wisata tracking mangrove di DeWi MANGROVESARI memang sudah cukup baik dan berdasarkan pengalaman Kak Yogi dan Kak Shiao Fang yang sudah pernah ke sana sebelumnya memang di tahun 2019 ini sudah banyak sekali perkembangannya terutama di segi fasilitas dan infrastrukturnya. Di tracking tersebut kami ditemani oleh pemandu yang menjelaskan tentang bagaimana cara menanam pohon mangrove dan beberapa spot terbaik untuk berfoto seperti misalnya di menara dan jembatan berwarna merah muda. Pada siang harinya, kami semua berpamitan dengan Pak Rusjan, Pak Hadi, dn beberapa tim POKDARWIS. Lalu sekitar pukul 13.30, kami berangkat ke Stasiun Brebes. Sebelum itu tak lupa kami mampir ke pusat oleh-oleh Brebes yaitu telur asin yang letaknya kebetulan tak jauh dqari stasiun. Setelah sampai stasiun, tak lama kereta kami datang yaitu KA Tawang Jaya dengan tujuan akhir di Stasiun Pasar Senen Jakarta. Kami tiba di Stasiun Pasar Senen sekitar pukul 20.15 WIB. (by Cornelius Maximillian, HTM 2018)